ATURAN
LALU LINTAS
MASUK DALAM PELAJARAN SEKOLAH
Kepolisian Republik Indonesia bersama dengan Kementrian Pendidikan Nasional menyepakati pentingnya pendidikan mengenai lalu-lintas di sekolah, terlebih dengan tingginya angka kecelakaan yang dilakukan oleh pengendara yang berusia sekolah. Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara kedua lembaga lebih menekankan pada pembangunan kedewasaan atau karakter pada pelajar ketika berkendara, "kita akan merubah bangsa Indonesia agar disiplin dan tertib dalam berkendara, jika sudah membudaya ke depan kita akan jadi bangsa yang besar," ujar Kapolri Jendral Pol Bambang Hendarso Danuri usai menandatangani MoU dengan Menteri Pendidikan Nasional di Menara Bidakara, Jakarta, Senin (8/03). Kapolri mewanti-wanti jika tidak disiplin dalam berlalu-lintas maka output kecelakaan dijalan raya akan tinggi. "Korban kecelakaan pelajar dan mahasiswa sekitar 5 persen, ini cukup tinggi," ucapnya . Karena itu, di era kerjasama ini Kapolri mengajak Kementrian Pendidikan Nasional untuk saling membantu dalam mengurangi angka kecelakaan, khususnya bagi pengendara usia sekolah. Menurutnya kerjasama itu dibutuhkan karena Polri tidak bisa bergerak sendiri dalam menangani lalu-lintas. Sementara itu, Mendiknas Muhammad Nuh menuturkan jajarannya akan menekankan pada aspek kedewasaan dan budaya berkendara, " hari ini (08/03) kita lebih menekankan pada membagun budaya karakter dalam lalu lintas, khususnya pada para pelajar," ucapnya di acara yang sama. M. Nuh mengharapkan dengan adanya MoU tersebut maka budaya berkendara yang aman bagi pelajar akan mudah diwujudkan, menurutnya dengan berdisiplin bagi pelajar akan berdampak pada pengendara lain. Karena para pelajar tersebut menurutnya ujung-ujungnya akan berkendara di jalan raya, apalagi usai jam pulang sekolah. Selain itu, M. Nuh menyebutkan pihaknya sudah mempersiapkan materi teknis pelajaran lalu-lintas. "Nilai-nilai dari displin berlalu-lintas akan dimasukan dalam proses kegiatan belajar mengajar tapi tidak harus dimasukan dalam mata pelajaran," ungkapnya. Setelah penandatanganan tersebut, M. Nuh menyebutkan akan dibentuk kelompok kerja yang sasarannya akan ditekankan dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi, jumlah usia sekolah saat ini mencapai 55 juta orang, dengan adanya pembelajaran melalui budaya berkendara tersebut diharapkan dapat mengurangi angka kecelakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar